TRIBUNPEKANBARU.COM, BANGKINANG - Lembaga Kreatifitas Sumberdaya Insani Indonesia (LAKSI) akhirnya angkat bicara terkait hutang penginapan peserta Bimtek BPD se-Kampar di Lombok, Nopember 2016, yang tak kunjung dibayar. Tagihan dari Hotel Golden Palace Lombok masuk ke DPRD Kampar.
Direktur LAKSI, Asrizal Nasri mengaku pihaknyalah yang menyarankan hotel mengirim tagihan itu ke DPRD. Ini supaya masalah hutang bisa diselesaikan bersama. Sebab, kata dia, masalah ini bukan hanya tanggung jawab LAKSI saja. Meski ia mengakui, Bimtek sepenuhnya dilaksanakan LAKSI.
"Pihak hotel nggak percaya. Disangkanya kami (LAKSI) yang memegang uang Bimtek," kata Rizal, sapaan akrabnya, ketika dihubungi, Rabu (8/11/2017).
Rizal berharap DPRD memanggil semua pihak terkait untuk menyelesaikan hutang tersebut. Sehingga hutang ke hotel tidak hanya dibebankan kepada LAKSI.
Ia menjelaskan, persoalan hutang muncul karena tiket peserta tidak dibeli untuk pulang pergi sekaligus. Petugas tiket hanya membeli tiket keberangkatan. Sehingga harga tiket membengkak saat akan dibeli mendekati hari kepulangan.
"Jadi, uang seharusnya untuk membayar hotel, terpaksa dialihkan untuk membayar tiket pulang," ujar Rizal. Ia sedang menyusun laporan tertulis dan menjelaskannya secara langsung kepada Bupati Kampar. Laporan itu tentang kronologis persoalan hutang. (*)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar