Duh! Heboh KRL Ternyata Karena Integrasi Sistem Tiket dengan MRT Hingga Transjakarta

AKURAT.CO PT Kereta Commuter Indonesia (KCI) ingin mengintegrasikan sistem pembayaran antarkomuter, yaitu dengan MRT, LRT serta Transjakarta yang juga menjadi salah satu faktor upaya pembaruan sistem pentiketan elektronik.

"Saat ini sudah ada beberapa operator komuter selain KCI, meski belum berjalan, namun akan terjadi integrasi antarmoda lebih ke satu pembayaran, untuk itu dilakukan upaya-upaya pembaruan sistem," kata Direktur Utama PT Kereta Commuter Indonesia Wiwik Widayanti dalam konferensi pers di Jakarta, Senin (23/7).

Wiwik menjelaskan sinergi antarmoda ke depannya sangat penting karena bukan hanya infrastruktur yang bisa menghubungi antarmoda, juga sistem pembayarannya.

"Agar orang dengan mudahnya berganti moda dari MRT ke Transjakarta misalnya, selain fisik dan bangunan yang terhubung, paling tidak sistem pembayarannya juga paling tidak satu 'platform'," katanya.

Namun, lanjut dia, upaya tersebut tidak bisa dilakukan saat ini karena harus mendapatkan izin dari Bank Indonesia, sebab melibatkan sejumlah bank di dalamnya.

Dengan adanya pembaruan tersebut, kata dia, seharusnya proses penempelan kartu di gerbang (tap in tap out) menjadi lebih cepat karena menyesuaikan mobilitas masyarakat Jabodetabek yang sangat cepat.

Wiwik menjamin kejadian seperti beberapa hari lalu di mana terjadi antrean panjang penumpang KRL tidak akan terulang lagi.

"Penyesuaian ini sudah selesai, kalaupun nanti ada pengembangan-pengembangan kita tidak bisa menghindari itu karena teknologi terus berkembang," katanya.

Setelah terjadi antrean panjang karena pembaruan sistem tiket, saat ini penumpang KRL sudah kembali bisa menggunakan tiket elektronik untuk pembayaran yang sebelumnya menggunakan tiket kertas.

Upaya pembaruan tersebut berlangsung dalam skala besar karena ada sekitar 1.800 perangkat tiket elektronik, berupa gerbang, mesin jual (vending machine), mesin loket dan lainnya yang tersebar di 79 stasiun. []