Warga berbondong-bondong mendatangi musala itu meski mereka sudah tahu siapa yang melakukannya.
Mbah Sadi, suaranya sudah dikenal di kampung itu. Umurnya sudah mencapai kepala tujuh.
Warga dipenuhi pertanyaan, mengapa Mbah Sadi azan pada pukul 10 malam? Kelupaan atau apa?
Ketika warga sampai di pintu musala, Mbah Sadi baru selesai azan dan mematikan sound system (pengeras suara). "Mbah tahu gak, jam berapa sekarang?" tanya Pak RT.
"Azan apa jam segini, Mbah? Jangan-jangan Mbah sudah ikut aliran sesat," kata seorang warga dengan nada prihatin menimpali.
Sekarang banyak betul aliran macam-macam. "Ah, dasar Mbah Sadi sudah gila. Kalau nggak gila, mana mungkin adzan jam segini?"
"Kalian ini...," jawab Mbah Sadi tenang. "Tadi, waktu saya azan Isya, tidak seorang pun yang datang ke musala. Sekarang saya azan jam 10 malam, kalian malah berbondong-bondong ke musala. Satu kampung lagi, Kalo gitu siapa yang gila?
Warga pun pulang satu persatu tanpa protes lagi. Termasuk Pak RT yang kemudian menjauh perlahan-lahan, tak berani melihat wajah Mbah Sadi.
Nah, bagaimana menurut kalian? Apakah kita langsung beranjak ke masjid saat muazin mengumandangkan azan tepat waktu salat? ***
Tidak ada komentar:
Posting Komentar