POJOKBANDUNG.com, BANDUNG–Reshuffle jilid II Menteri Kabinet Jokowi, menuai tanggapan sejumlah pejabat penting. Termasuk Walikota Bandung Ridwan Kamil.
Menurut Ridwan Kamil, menteri baru sebaiknya lebih berhati-hati dalam membuat kebijakan baru.
Ridwan Kamil menganggap, menteri-menteri sebelumnya sering kali membuat kebijakan yang belum tentu bisa diaplikasikan pemerintah daerah. Terutama kebijakan-kebijakan yang menyangkut pelayanan publik.
"Kepada para menteri, lain kali kalau mau bikin kebijakan yang menyangkut langsung kepada rakyat dimana kami yang sering dimintai pertanggung jawaban ngobrol dahulu sebelum melaunching kebijakan. Minta pendapat dulu karena kami yang harus mengamankan di bawah. Itu saja, kepada menteri apapun," ujar Ridwan Kamil, Kamis (28/07).
Ridwan Kamil menambahkan, kebijakan menteri yang belum tentu bisa dilakukan oleh pemerintah daerah ini terkadang justru membuat pemerintah daerah menjadi serba salah hingga akhirnya menjadi bahan keluhan masyarakat apabila pelaksanaannya tidak maksimal.
"Kadang-kadang kami selalu kerepotan menjawab pertanyaan, ada kebijakan, baru denger, bikin kagok. Dibilang enggak masa enggak nurut ke pemerintah pusat. Di iyain kaminya masih bingung," tambahnya.
Ridwan Kamil pun merasa agak khawatir dengan pergantian menteri yang nantinya dipastikan akan membuat kebijakan baru terutama pada posisi Kementrian Pendayagunaan Aparatur Negara Reformasi Birokrasi. Yang nantinya, kebijakan-kebijakan di kementrian tersebut seringkali bertentangan dengan pemerintah daerah.
"Harap-harap cemas lah. Yang penting tunjukan kinerja yang memenuhi ekpektasi presiden dan ekpektasi rakyat, kalau dua itu terpenuhi berarti kerjanya benar," paparnya.
Untuk para menteri yang lengser dia berharap mereka dapat menerima dengan legawa keputusan dari Presiden ini, asalkan yakin jika selama menjabat telah melakukan kinerja yang baik untuk rakyat.
"Jabatan dunia hanya sementara, kapanpun kita akan berhenti. Mental jadi pejabat harus siap. Selagi menjabat, kita harus meyakini kita sudah habis-habisan melayani publik. Kalau hal itu diyakini, kapanpun kita berhenti kita tidak merasa sia-sia," kata Ridwan Kamil. (mur)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar