CARI HOTEL/TIKET PESAWAT/KERETA API MURAH DAN PROMO!

Pegipegi

Sabtu, 13 Agustus 2016

Heboh, Lukisan DN Aidit di Terminal 3 Bandara Soekarno-Hatta Dicopot, Inilah Sosok Pelukisnya

POJOKSATU.id, JAKARTA – Laporan masyarakat soal adanya lukisan Ketua Partai Komunis Indonesia (PKI) DN Aidit terpampang dalam lukisan di terminal ultimate 3 Bandara Soekarno-Hatta, Cengkareng membuat heboh publik.

Lukisan itu terpasang dengan ukuran besar berisi wajah-wajah para tokoh-tokoh pahlawan zaman kemerdekaan Indonesia hingga tokoh-tokoh nasional saat ini. Mulai dari Pendiri NU KH Hasyim Asy'ari termasuk Presiden pertama RI Sukarno hingga Presiden Jokowi.

Dirut Angkasa Pura II mengaku berterima kasih atas laporan soal lukisan ini karena pihaknya tidak terlalu memperhatikan detail dari wajah-wajah tokoh dalam lukisan tersebut.

"Setelah dipasang kita nggak sadar ada foto itu. Karena itu kan ada di berbagai foto. Saya juga terima kasih ada yang jeli," ujar Plt dirut AP II, Djoko Murjatmodjo dalam keterangannya di Terminal 3, Bandara Soekarno-Hatta, Cengkareng, Jumat (12/8/2016).

Pihak Angkasa Pura menurut Djoko memang sudah membuat TOR sayembara kepda seniman untuk membuat satu lukisan dengan konten tokoh-tokoh bangsa.

"Kami sekarang sudah minta klarifikasi ke kurator dan pelukisnya. Kurator dari Semarang, Chris Dharmawan. Lukisan sudah diturunkan biar nggak ada polemik. Kalau konsep dari pelukis dan kita nggak sejalan akan kita batalkan," jelas Djoko.

Lalu siapa pelukis lukisan tokoh-tokoh bangsa Indonesia itu yang di dalamnya ada termasik DN Aidit?

Ketika Chris Dharmawan dihubungi ia mengungkapkan bahwa pelukis lukisan itu adalah Galam Zulkifli.

Dari sejumlah sumber yang dihimpun Pojoksatu.id, Galam Zulkifli adalah seniman lukis kelahiran Sumbawa, 14 Januari 1971.

Galam diketahui menempuh pendidikan seni rupa di IKIP, Yogyakarta. Karyanya pernah terpilih sebagai salah satu dari 5 karya terbaik dalam kompetisi Indonesian Art Awrads, 1998.

Baru-baru ini lukisannya yang berjudul Teater Pembebasan (2003) terpilih menjadi salah satu karya yang mewakili Indonesia dalam ajang ASEAN Art Awards 2004.

Galam pada 1995 menggelar pameran di Tanjung Priok yang merupakan tahun pertamanya. Pameran itu disebut momen paling bersejarah bagi Galam.

Tahun 2000, Galam Zulkifli bersama teman-temannya mendirikan Komunitas Gelaran Budaya. Hingga saat ini Komunitas Gelaran Budaya masih aktif melakukan kegiatan bersama seperti diskusi tentang seni rupa.


Let's block ads! (Why?)



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Heboh Juga

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

Incoming Search