INDOPOS.CO.ID – Mukidi, sosok fiksi yang tengah ngetrend di media sosial beberapa hari belakangan ini ternyata rekaan Soetantyo Moechlas. Mukidi digambarkan sebagai orang Cilacap, model Banyumasan, berperawakan sedang, dan tidak ganteng. Humor Mukidi sering dijadikan modal untuk kegiatan trainer. Seperti apa kisahnya ?
DENY ISKANDAR, Bekasi
Sejak beberapa hari ini, cerita Mukidi terus dikirimkan ke media sosial dan di-broadcast lewat aplikasi what's upp. Setiap bacaan tentang Mukidi selalu membuat sang pembacanya terbahak-bahak. Maklum, gaya penulisan tokoh itu sangat jenaka.
Cerita lelucon Mukidi yang mengocok perut itu ternyata dibuat Soetantyo di rumahnya di Jalan Pembangunan I, Komplek Perumahan Jatibening I, Kota Bekasi. Di rumah itu, pensiunan perusahaan Farmasi itu membuat berbagai cerita Mukidi yang mengocok perut.
Apalagi, penyuka sosok Mukidi bukan hanya dari kalangan dewasa, kini sejumlah para remaja pun mencari-cari cerita Mukidi untuk sekedar mengisi waktu senggang saat bermain handphone.
Awal melakukan penulisan figur Mukidi dilakukan Soetantyo pada 1990-an. Semasa itu, Soetantyo menulis berbagai cerita lucu itu untuk mengisi cerita-cerita lucu di sebuah radio swasta. Pria kelahiran Purwokerto, 7 Februari 1954 itu beralasan pengambilan nama Mukidi setelah seorang pekerja di sebuah radio ada yang bernama Mukidi.
"Lucu dan sangat mudah dikenal. Ditambah lagi, Mukidi mudah dingat, dan sangat Jawa," terangnya. Sedangkan, untuk ide penokohan Mukidi yang ditulisnya, kerap berbeda-beda. Sosok Mukidi kadang pintar, tidak nakal, kadang-kadang nakal, manusiawi. Istrinya Mukidi digambarkan bernama Markonah, mereka mempunyai anak bernama Mukirin dan Mukiran. Sahabat Mukidi adalah Wakijan.
H
ampir setiap hari, Soetantyo mengerjakan tulisannya humor Mukidi di ruang kerjanya yang menjadi satu dalam rumah berlantai dua. Pria yang sudah berusia 62 tahun itu sehari-hari hanya ditemani istri dan satu anaknya.
"Dulu saya itu sering gunakan nama Mukidi sebagai bahan candaan. Saya dulu mengawali kerja dari medical representative, tukang obatlah di sebuah farmasi. Kemudian supervisor, produk manajer, trus jadi trainer. Kerjaan saya kan jualan, kemudian saya harus memberikan message ke orang jadi saya harus pake trik seperti itu," kata Sotentyo, Minggu (28/8).
Soetantyo juga menceritakan, awal kali pertama mengenalkan Mukidi melalui tulisan di blog pribadinya. Kemudian barulah sekitar tahun 2012, tulisannya dituangkan ke media sosial seperti facebook. Hampir setiap hari dia mengirimkan cerita tentang Mukidi yang berbeda-beda. "Ide cerita itu dikumpulkan dari lingkungan, dan sejumlah tulisan-tulisan. Namun saya olah sedemikian rupa biar lucu," ucapnya.
Bahkan, kata Soetantyo, tulisannya itu kerap digemari artis papan nama seperti Deddy Mizwar. Kala itu, kata dia, Deddy kerap meminta tulisan humornya. Hampir setiap hari orang nomor dua di Jawa Barat itu meminta broadcast-nya cerita humor Mukidi. "Kalau tidak dikirim sehari pasti nanyain. Biasanya, kalau sudah di broadcast kerap mengirim kembali ke teman-temannya," jelasnya.
Kini, Mukidi sudah terkenal. Soetantyo mengaku usia bukanlah halangan untuk tetap berkarya. Mensyukuri setiap babak kehidupan menjadi prinsip hidup yang dipegangnya. "Saya kan dulu bikin asal-asalan. Jadi banyak bahasa yang mengandung pornografi. Sudah ada yang menawarkan dibuatkan buku," tandasnya. (*)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar