Dalam tafsir tersebut, kata awliya yang sebelumnya diartikan sebagai pemimpin atau wali, diubah menjadi teman setia.
Salah seorang netizen yang menggunakan akun @TofaLemon mem-posting pesan yang beredar di whatsapp, yang bertuliskan:
"Innalillahi wa innaillaihi roojiuun... Telah dibagikan Al-Quran PALSU ke sekolah2 dg dalih wakaf A-Quran. Tlg dicek suat Al-Maidah ayat 51 dst telah diganti tafsirnya...Semua anak sekolah se-Tangerang raya sdh dapat, anak saya jg dapat hari kamis kemarin.. setelah dicek ternyata isinya sdh diubah. Hampir semua yang dijual... Tafsirnya PEMIMPIN diganti jadi teman setia.."
Pemilik akun bernama Mustofa Nahra pun mem-posting tulisan apakah ada yang mempunyai bukti bahwa ada pembagian Alquran gratis yang telah berbeda tafsirnya.
"Apakah ada yng punya bukti bagi Qur'an gratis, yg mana Al Maidah 51 nya sdh diganti dari "Pemimpin" ke "Teman Setia"?," tulisnya.
"Ayo pada di cek, Al Qur'an masing2. Khususnya Al Maidah 51," tulis akun @TofaLemon
Pemilik akun itu pun kemudian mem-posting foto-foto perbandingan tafsir Alquran lama miliknya dengan yang baru. Memang ada perbedaan, jika diterbitan sebelumnya kata awliya berarti sebagai pemimpin sementara di terbitan baru artinya adalah teman setia.
Hal ini pun mengundang reaksi dari netizen. Netizen kemudian menuliskan bahwa benar ada perubahan tafsir dari surat Al Maidah ayat 51. Netizen juga mem-posting Alquran terbitan mana saja yang tafsirnya telah berubah.
@TofaLemon juga membandingkan antara tafsir dari Alquran versi digital dan online dengan versi cetak. Di mana dalam Alquran versi digital kata Awliya masih diartikan sebagai pemimpin.
Direktur PT Iqro Indonesia Global, Andhi Raharjo, menampik tudingan bahwa pihaknya sengaja mengubah tafsir Alquran.. Ia mengatakan semua penerbit Alquran di Indonesia menggunakan terjemahan yang sama dan tak mengubah apapun yang sudah ditetapkan oleh Lajnah Pentashihan Mushaf Alquran Kemenag. "Jangankan mengubah satu ayat, satu huruf pun tidak berani," ujarnya.
Andhi mengungkapkan jauh hari sebelum kasus penistaan agama oleh Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) membuat umat Islam meradang, naskah tafsir Alquran produksi perusahaannya sudah dipersiapkan untuk dicetak. Isinya tetap sama dengan cetakan terdahulu.
Semula, cetakan terbaru itu direncanakan terbit pada Juni 2016. Akan tetapi, Lajnah Kemenag belum memberikan izin hingga jadwal cetak bergeser menjadi bulan Juli 2016. "Soal isi, kewenangannya ada di pentashihan dan penerbit mengikuti peraturan yang ada sesuai dari Lajnah," kata Andhi kepada Republika, Sabtu (22/10).
Andhi berpendapat isu "diubahnya" tafsir surah Al Maidah ayat 51 memengaruhi kewibawaan lembaga negara yang berwenang untuk mentashih naskah-naskah Alquran yang ada di Indonesia. Ia pun menganggap netizen yang pertama kali membuat posting-an telah mencemarkan nama baik dan melanggar hukum. "Kami mendapatkan bukti-bukti pencemaran nama baik," kata Andhi kepada Republika, Sabtu (22/10)
Andhi mengimbau, kalangan muda Muslim untuk ber-tabayyun, mengonfirmasi kebenarannya, ketika ada tudingan seperti itu. Sebab, hal seperti ini tidak hanya pernah menimpa PT Iqro Indonesia Global, tapi juga menimpa penerbit lainnya. "Padahal, sama sekali tidak ada yang diubah dan sampai sekarang pun Alquran terbitannya tetap beredar."
Semua penerbit Alquran di Indonesia, menurut Andhi, menggunakan terjemahan yang sama. Dampak beredarnya isu perubahan tafsir Al Maidah ayat 51 terhadap penerbit akan sangat luar biasa merugikan. Akibatnya bisa fatal jika produk tertentu difoto kemudian disebarkan ke media sosial. "Pihak penerbit menjadi korban," ujarnya.***
Tidak ada komentar:
Posting Komentar