Selasa, 22 November 2016 | 18:48 WIB

Ilustrasi mata uang rupiah . REUTERS/Beawiharta
TEMPO.CO, Yogyakarta - Ekonom yang juga mantan Rektor Universitas Islam Indonesia, Edy Suwandi Hamid, menanggapi soal rush money atau penarikan uang secara besar-besaran. "Itu dilontarkan oleh segelintir orang untuk keperluan pribadi dengan memanfaatkan keresahan masyarakat," kata Edy, Selasa, 22 November 2016.
Di media sosial maupun di pesan melalui WhatsApp, BlackBerry Messenger, dan jaringan media sosial lainnya, beredar ajakan untuk menarik uang dari tabungan bank secara serentak pada 25 November 2016. Tujuannya biar ada efek negatif dalam perbankan yang bisa mempengaruhi ekonomi.
Simak Pula
Di Istana, Romahurmuziy Dapat Info Intelijen Soal Demo 212
Timnas Indonesia Lawan Filipina, Ini Prediksi Ketua PSSI
Edy mengatakan, secara fundamental, rush money tidak akan terjadi di Indonesia. Sebab, ujar dia, perbankan juga masih sangat kuat. Selain itu, dalam kurun waktu dua tahun terakhir, nilai dolar Amerika Serikat terhadap rupiah relatif stabil, meski pertumbuhan ekonomi di bawah perkiraan.
Wakil Ketua Ikatan Sarjana Ekonomi Indonesia (ISEI) Pusat ini mengatakan hal yang justru membuat benang kusut adalah pernyataan aparat kepolisian yang akan menangkap akun penyebar rush money. "Kalau punya bukti kuat, silakan tangkap, jangan buat keresahan dan berwacana," ujarnya.
Menurut Edy, isu penarikan uang besar-besaran tersebut erat kaitannya dengan politik. Dengan demikian, ia yakin tak akan berpengaruh terhadap perbankan di Indonesia. Masyarakat, kata dia, akan lebih tenang jika tidak ada gejolak dalam politik yang mempengaruhi ekonomi.
Baca Pula
Ngeri, Puluhan Mobil Tabrakan, Belasan Korban Tewas
Ridwan Kamil Unggah Foto Remaja Merokok, Deddy Mizwar Heran
Kepala Kepolisian Republik Indonesia Jenderal Tito Karnavian mengatakan polisi menyelidiki penyebar isu rush money. Melalui unit cyber, polisi akan cari siapa penyebar isu itu. "Kami akan tangkap," tutur Tito seusai seminar soal kebinekaan di gedung Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Jawa Timur, Sabtu, 19 November.
Informasi yang beredar, rush money digaungkan menjelang demonstrasi susulan atas kasus dugaan penistaan agama oleh Gubernur DKI Jakarta nonaktif Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok. Soal perkembangan penyelidikan, Tito enggan menjelaskan. "Kalau dijelaskan ke ruang publik, bisa tahu nanti," ucapnya.
Isu rush money itu, menurut Tito, sengaja diembuskan untuk mengganggu ekonomi Indonesia. Karena itu, masyarakat jangan sampai terpengaruh isu itu. "Isu itu hoax, tidak betul ada rush money," katanya.
MUH SYAIFULLAH
Baca Juga
Wiranto: Ucapan Ahok Timbulkan Prahara di Bumi Indonesia
Menteri Wiranto: Info Makar 2 Desember Gencar di Media Sosial
Tidak ada komentar:
Posting Komentar