CARI HOTEL/TIKET PESAWAT/KERETA API MURAH DAN PROMO!

Pegipegi

Sabtu, 10 Desember 2016

Bikin Heboh, Nama Ahok dan Partai Kafir Disinggung dalam Soal Ujian

Publicapos.com- Soal ujian akhir semester SMP Muhammadiyah 1 Purbalingga, Jawa Tengah bikin geger publik. Penyebabnya, soal ujian tersebut menyinggung nama calon gubernur DKI, Basuki Tjahaja Purnama (Ahok).

Nama Ahok disinggung dalam soal ujian pada mata pelajaran tarikh atau sejarah perkembangan Islam untuk siswa kelas IX yang diujikan pada Jumat 2 Desember 2016 lalu.

Di soal ujian yang dibuat Jumanto itu, di pertanyaan nomor 48 tertulis: "Siapakah nama calon Gubernur Jakarta yang melecehkan Alquran saat ini?" Pada soal pilihan ganda itu tersedia empat pilihan jawaban: A. Paijo B. Ahik C. Ken Arok D. Basuki Candra (Ahok).

Tak cuma Ahok, soal ujian no 50 juga menyinggung partai kafir. Soal tersebut berbunyi, partai politik yang tidak mengenal Islam bahkan memusuhinya adalah: A. PPP, B. PAN, C. SI, dan D. PKI Kafir.  

Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Purbalingga menyesalkan adanya soal ujian `kontroversial` ini. Ketua Majlis Pendidikan Dasar dan Menengah Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Purbalingga Sukamto mengatakan, pihaknya telah memanggil guru pembuat soal itu dan memberikannya teguran keras. "Dia sudah membuat surat pernyataan bermaterai, berisi permohonan maaf dan janji tidak akan mengulang lagi. Surat itu sudah ditembuskan ke wilayah dan pusat," katanya, Jumat (9/12).

Sukamto menegaskan, jika kejadian serupa terulang, guru berstatus guru tetap yayasan tersebut harus siap dikeluarkan dari yayasan. Menurutnya, soal nomor 48 tersebut tidak sesuai dengan materi kurikulum mata pelajaran Tarikh. Materi soal itu juga bukan ranah dunia pendidikan. "Saya juga tidak mengerti motivasi guru membuat soal itu. Apa karena terbawa emosi saya juga tidak tahu,"katanya

Sukamto mengatakan, setiap akhir semester gasal, masing-masing sekolah melalui guru mata pelajaran memang diberi kewenangan menyusun soal ujian untuk siswa mereka. Majelis Pendidikan Dasar dan Menengah PDM ikut menentukan soal pada saat penilaian akhir untuk kenaikan kelas.

Setelah kejadian ini, kata Sukamto, Majlis Pendidikan Dasar dan Menengah PDM akan mengadakan rapat evaluasi dan mengumpulkan seluruh guru sekolah Muhammadiyah, agar peristiwa serupa tak terulang kembali.

Penyesalan yang sama juga diutarakan, Pelaksana Tugas Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Purbalingga, Ahmad Muhdzir. Ia menilai materi soal nomor 48 dirasa kurang mendidik lantaran menarik persoalan politik ke ranah pendidikan.

Apalagi dalam materi soal tidak berhubungan sama sekali dengan kurikulum mata pelajaran Tarikh yang lebih membahas soal sejarah perkembangan Islam. "Sudah dikonfirmasi semuanya oleh Bupati kepada yang bersangkutan. Agar kejadian serupa tak terulang lagi," kata Muhdzir kepada wartawan pada Jumat (9/12/2016).

Selain soal nomor 48, Muhdzir menyayangkan pertanyaan soal nomor 50 karena ada penyebutan kata kafir yang disandingkan dengan nama partai tertentu dalam pilihan jawaban.

Muhdzir mengatakan Kemenang punya program pembinaan terhadap guru pendidikan agama Islam. Pihaknya selalu menanamkan nilai-nilai toleransi untuk menangkal masuk paham radikalisme di dunia pendidikan.

"Sepertinya guru itu belum ikut dalam pembinaan kami. Dan mata pelajaran itu masuk muatan lokal, sehingga soalnya yang membuat dari pihak internal," beber dia.

Jumanto Minta Maaf
Sementara Guru SMP Muhammadiyah 1 Purbalingga Jumanto meminta maaf karena menyinggung nama Ahok dalam soal ujian akhir semester yang dibuatnya. Permintaan maafnya tersebut dia tulis dalam secarik kertas dengan tulisan tangan.

Ada 4 poin yang disampaikan pria kelahiran Purbalingga 24 Agustus 1980 ini dalam suratnya:

1. Soal yang sudah saya buat di bank soal komputer sekolah hilang karena komputer rusak.
2. Karena dikejar deadline maka saya membuat soal dalam waktu yang singkat/mendesak dalam keadaan kecapekan sehingga kurang fokus dalam membuat soal tidak sesuai dengan teks yang ada di buku ajar.
3. Saya secara pribadi tidak ada niat bahwa naskah yang saya buat menimbulkan perbedaan pendapat sekarang ini.
4. Atas segala sesuatu yang saya kerjakan saya mohon maaf yang sebesar-besarnya. Saya berjanji tidak akan mengulangi lagi perbuatan yang sama.

Jumanto menyatakan surat pernyataan itu dia buat dengan sebenar-benarnya tanpa ada paksaan dari pihak mana pun.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Heboh Juga

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

Incoming Search