TRIBUN-BALI.COM, JAKARTA – Kabar pailitnya PT. Hardys Retailindo cukup menghentakkan publik di Bali. Hal itu dibeberkan oleh Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo) Provinsi Bali.
Aprindo pun sangat menyayangkan dan turut prihatin terjadinya kepailitan PT Hardys Retailindo, yang kini diakusisi PT Arta Sedana Retailindo.
Bagaimana tidak, Hardys merupakan salah satu brand ritel terbesar di Bali, yang memiliki ribuan karyawan dan belasan gerai tersebar di seluruh pelosok Pulau Bali, bahkan sampai ke Mataram dan Jawa Timur.
"Kami di Aprindo Bali kaget, saat mendengar berita ihwal pailitnya Hardys yang diputuskan oleh pengadilan niaga," kata Sekretaris Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo) Provinsi Bali, I Made Abdi Negara, saat ditemui Tribun Bali di Keramas Aeropark, Gianyar, Minggu (19/11).
Namun demikian, Aprindo Bali meminta para pengusaha ritel di Bali tidak perlu panik atau cemas dengan kasus pailit yang terjadi pada Hardys.
"Jangan panik, tertekan, atau takut saat mengalami hal serupa karena malah bisa semakin terpuruk, orang tertekan dan ketakutan tidak akan mampu berpikir jernih apalagi berpikir strategis," ujarnya.
Tak hanya Hardys, baru-baru ini raksasa PT Matahari Departement Store juga mengumumkan hal yang mengejutkan terkait penutupan gerainya dibeberapa titik di Jakarta.
Fenomena inipun cukup menyita perhatian publik, dikutip dari laman Tribunnews.com PT. Matahari Depertemen Store Tbk (LPFF) mengumumkan penutupan dua gerainya, berikut fakta-faktanya.
PT Matahari Department Store Tbk (LPPF) kembali menutup gerai Matahari Department Store (MDS).
Kali ini, gerai MDS Taman Anggrek dan MDS Lombok City Center yang akan berhenti beroperasi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar