TRIBUNSUMSEL.COM, SAMARINDA - Empat korban luka akibat ledakan bom molotiv di depan Gereja Oikumene, Kelurahan Sengkotek, Loa Janan, Samarinda, Kota Samarinda, Provinsi Kalimantan Timur, Minggu (13/11/2016)
Pelaku pelempar bom molotov di Gereja Oikumene diketahui berdomisili di Bogor, Jawa Barat.
"Inisialnya adalah J. Umurnya 32 tahun. Pelaku berdomisili di Bogor," kata Kapolores Samarinda Kombes Pol Setyobudi kepada Kompas TV, Minggu.
Polisi masih mencoba mendalami motif dan latar belakang pelemparan bom.
Polisi juga belum bisa memastikan apakah tersangka pelemparan bom adalah bagian dari jaringan teroris.
"Motif belum bisa diketahui, karena tersangka terluka di bagian kepala, sedang tahap perawatan," ujar Kombes Pol Setyobudi.
Namun di media sosial beredar foto-foto pelaku yang telah diamankan, menggunakan kaus hitam.
Beredar pula foto-foto korban luka yang masih anak-anak tengah dalam perawatan.
Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Said Aqil Siroj mengutuk aksi pelemparan bom molotov di Gereja Oikumene.
Menurut Said Aqil Siroj kekerasan atas nama apapun apalagi mengatasnamakan agama tak dapat dibenarkan.
"NU mengutuk keras peristiwa kekerasan oleh & atas nama apapun. Termasuk yang pagi ini menimpa saudara kita di Gereja Oikumene, Samarinda," tulis Said Aqil Siroj di jejaring media sosial Twitter.
"Terlebih lagi atas nama agama, Laa ikraaha fiddin. Tidak ada kekerasan dalam bergama, dan tidak ada agama dalam kekerasan," lanjut Said Aqil Siroj.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar