[embedded content]
Amerika Serikat menerbitkan semacam mendaftar dari 39 perusahaan Rusia yang dijatuhi sanksi. Puluhan perusahaan itu terkait dengan militer dan intelijen Moskow, tergolong perintis senjata ikonik Kalashnikov.
Misalnya yang kami ketahui Indonesia lewat PT.PPI hendak melaksanakan imbal dagang dengan Rusia lewat Rosoboronexport.
Rosoboronexport yang jadi andalan industri ekspor senjata Rusia juga jadi salah satu goal sanksi yang dijatuhkan menurut undang-undang di Washington.
Mendaftar 39 perusahaan yang terkait militer dan intelijen Moskow dirilis oleh Departemen Luar Negara AS. Dasar penjatuhan sanksi itu ialah Countering America's Adversaries By Sanctions Act yang disahkan Kongres dalam bulan Juli walaupun sempat ditentang Gedung Putih.
"Maksud Kongres dan pemerintah ialah untuk memakai Pasal 231 dari UU itu untuk menanggapi perilaku jahat Rusia sehubungan dengan krisis di Ukraina timur, godaan dan serangan siber, dan pelanggaran hak asasi manusia," kata seorang pejabat senior Departemen Luar Negara AS kepada wartawan.
"Bagian dari langkah ini menargetkan transaksi signifikan dengan orang-orang di sektor pertahanan dan intelijen pemerintah Rusia, yang bisa mencakup penjualan persenjataan Rusia tingkat lanjut di semua dunia," lanjut pejabat yang berbicara dalam keadaan anonim.
Departemen Luar Negara AS sudah menyerahkan mendaftar 39 perusahaan itu ke Kongres dalam hari Kamis kemudian atau 25 hari sesudah UU disahkan.
Sementara itu, Kremlin kesal dengan keputusan Washington yang menjatuhkan sanksi baru terhadap Moskow.
"Bagaimanapun, ini ialah gema sikap tak bersahabat dan sampai-sampai bermusuhan terhadap negara kami," kata Dmitry Peskov, juru bicara Presiden Rusia Vladimir Putin, misalnya dikutip Russia In the present day, Sabtu (28/10/2017).
Peskov mengulang pernyataan Putin bahwa Moskow siap untuk membuat hubungan bilateral dengan AS lebih maju apabila Washington mau melakukannya. "Sejauh yang dapat kami lihat, kemauan ini tak begitu mantap," kesal Peskov.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar