POJOKSATU.id, JAKARTA – Isu tak sedap mulai muncul di ajang pemilihan calon ketua umum Partai Golkar. Yakni beredarnya pesan singkat (SMS) berisi informasi tentang imbalan Rp 3 miliar bagi dewan pimpinan daerah tingkat provinsi atau DPD Golkar yang mau menyatakan dukungan secara terbuka untuk calon ketua umum tertentu.
Dalam rapat paripurna Munaslub Golkar di Nusa Dua, Bali, belasan DPD I Golkar memang telah menyatakan dukungan secara terbuka untuk Setya Novanto. Padahal, agenda rapat paripurna itu adalah pandangan umum DPD I terhadap pertanggungjawaban Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Golkar.
DPD I yang secara terbuka mendukung Setnov -sapaan Setya- anytara lain Jambi, Kepulauan Riau, Banten, Nusa Tenggara Barat (NTB), Bali, Kalimantan Utara, Nusa Tenggara Timur (NTT), Sulawesi Utara, Maluku, Maluku Utara, Sulawesi Tenggara, Gorontalo, Papua Barat, dan Bangka Belitung. Sedangkan dukungan terbuka untuk Setnov dari ormas sayap Golkar berasal dari Musyawarah Kekeluargaan Gotong Royong (MKGR).
Tokoh muda Golkar Ahmad Dolly Kurnia mengaku curiga ada upaya untuk menggiring proses pemilihan calon ketua umum Golkar melalui sistem aklamasi. Menurutnya, penyebutan nama Setnov oleh DPD I merupakan upaya untuk memperngaruhi pilihan DPD II.
Ia menegaskan, sebenarnya sudah ada kesepakatan agar dalam pandangan umum DPD tidak menyebutkan dukungan untuk calon ketua umum tertentu. Harusnya kesepakatan itu dipatuhi.
Kecurigaan Dolly bertambah karena ada pesan singkat yang beredar. Isinya adalah ada imbalan Rp 3 miliar bagi DPD I yang mau menyatakan dukungan secara terbuka untuk caketum tertentu dalam pandangan umum.
"Harusnya komite etik jangan tidur. Atau malah sudah menjadi bagian dari permainan itu?" ujarnya di sela-sela Munaslub Golkar di Nusa Dua, Bali.
Beberapa peserta Munaslub Golkar memang menerima pesan singkat. Isinya adalah uang Rp 3 miliar bagi ketua DPD I yang mau menyatakan dukugan secara terbuka untuk caketum tertentu.
(dna/jpg/ara/jpnn)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar