POJOKBANDUNG.com, BANDUNG – Sebuah kabar beredar terkait adanya seorang guru di SD Andir Mukti, Kota Bandung mengalami keracunan setelah meminum sebuah cairan. Berdasarkan kabar tersebut, guru tersebut diracuni oleh murid kelas 6 SD tersebut.
Beredarnya kabar terkait guru diracun murid ini tersebar melalui pesan aplikasi What's App. Kabar tersebut beredar di kalangan wartawan di Kota Bandung. Berikut isi pesan tersebut:
"Lagi-lagi guru mendapat kekerasan. Di SD Andir Mukti bdg, seorang murid kelas 6 SD tega meracuni guru dengan ethanol. Semoga pelakunya segera terungkap,".
Berdasarkan penelusuran, lokasi sekolah tersebut berada di Jalan Sudirman, Gang Mak Otot, RT 06/06 Kelurahan Cijerah, Kecamatan Bandung Kulon. Sekolah tersebut berada di tengah-tengah rumah penduduk. Dari Jalan Sudirman, masuk sejauh sekitar 50 meter.
Kepala Sekolah SD Andir Mukti, Soleh Hidayat membenarkan adanya guru yang mengalami keracunan. Guru kelas 6 yang belakangan diketahui bernama Bayugi ini, mengalami keracunan pada Kamis (4/8).
"Dia keracunan saat meminum air yang diduga tercampur cairan penghapus tinta di whiteboard (papan tulis. Red), seperti tinner," ujar Soleh kepada wartawan saat dikonfirmasi di SD Andir Mukti.
Namun, Soleh membantah jika minuman bercampur tinner itu sengaja diberikan oleh muridnya yang belakangan diketahui berinisial DS ini. Menurut Soleh, DS sendiri tidak mengetahui minuman air putih itu tercampur tinner.
"Pak Yugi ini kebetulan suka meminta muridnya menyediakan air minum saat mengajar. Kebetulan waktu itu DS yang disuruh mengambil air minum di ruang guru. Sebelum mengambil air minum, dia ambil gelasnya dahulu di atas meja ruangan yang sebelumnya digunakan Pak Yugi," katanya.
Berdasarkan pengakuan DS, lanjut Soleh, saat itu, DS melihat di dalam gelas tersebut masih berisi air bening. Saat itu, DS membuang air tersebut dan mengisi dengan air yang baru.
"Anaknya bilang kalau sudah dicuci gelasnya. Tapi sepertinya tidak bersih," katanya.
Saat meminum air tersebut, lanjut Soleh, Bayugi langsung mengalami sesak nafas dan muntah-muntah. Bayugi, langsung dilarikan ke rumah sakit Rajawali.
"Setelah menjalani perawatan dia tidak masuk. Kemarin-kemarin sempat masuk empat hari, tapi sekarang izin lagi," katanya seraya menyebut Bayugi sudah enam tahun mengajar di SD tersebut.
Sementara DS (12), menuturkan, hari itu ia datang lebih awal lantaran kebagian jadwal piket pagi untuk membersihkan kelas termasuk menghapus tulisan dipapan tulis menggunakan cairan. Saat pelajaran akan dimulai, lanjut DS, Bayugi meminta DS mengambilkan segelas air minum.
"Lalu ketika mau ambil minum, gelasnya sudah terisi air sedikit tapi tidak tertutup. Terus saya buang airnya, saya cuci pakai tangan, lalu langsung diisi air dari galon minuman. Saya enggak sempat mencium airnya, langsung dikasihkan ke Pak Yugi," ujar DS saat dimintai keterangan oleh wartawan di SD Andir Mukti, kemarin sore.
Ketika air itu diminum, lanjut DS, Bayugi langsung mengalami sesak nafas dan muntah-muntah. Bayugi pun kemudian dilarikan ke rumah sakit.
"Pas Pak Yugi mulai mengajar lagi, dia enggak nanya apa-apa sama saya, cuma dia mengeluh kalau panas perut. Langsung enggak masuk lagi sampai sekarang," katanya.
DS mengaku, tidak memiliki masalah dengan Bayugi apalagi dendam pribadi. Hanya saja, lanjut DS, Bayugi sesekali sempat emosi dan pernah melempar penghapus ke arah muridnya saat murid tidak tertib di dalam kelas.
"Saya juga pernah dilempar penghapus, kena kepala saya," katanya.
Sementara, saat dihubungi melalui sambungan telepon, Bayugi sendiri tidak sedia memberikan keterangan terkait kasusnya tersebut. Saat wartawan menghubungi, Bayugi langsung menutup teleponnya.
Hingga kemarin sore di SD Andir Mukti, Bayugi sendiri masih sulit dihubungi. Bahkan, salah seorang guru pun mengaku sulit untuk menghubungi Bayugi.
Sementara, Kasubbag Humas Polrestabes Bandung, Kompol Reny Marthaliana, mengatakan, pihak kepolisian akan mendalami terlebih dahulu kasus tersebut. Saat ini, jajaran Polsek Bandung Kidul tengah mengumpulkan sejumlah data dan keterangan dari saksi.
"Saat ini masih dilakukan pendalaman mencari kebenaran atas kasus tersebut. Intinya kami mendalami dengan mencari data dari saksi-saksi," katanya melalui sambungan telepon, kemarin sore.(nda)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar