CARI HOTEL/TIKET PESAWAT/KERETA API MURAH DAN PROMO!

Pegipegi

Minggu, 11 September 2016

Heboh! Bule Asal Jerman Mengemis, Kini Sudah Ditangkap Satpol PP

Heboh! Bule Asal Jerman Mengemis, Kini Sudah Ditangkap Satpol PPHorasSumutNews - Berita Terkini Terbaru Hari Ini - SURABAYA - Mengemis memang bukan sebuah pekerjaan baik, terlebih hal itu bisa mengganggu kenyaman publik. Namun, bagaimana jadinya bila seorang traveler saat berkeliling ke suatu daerah menyambi mengemis dengan alasan kebutuhan hidup selama perjalanan. Berita Daerah Indonesia,

HorasSumutNews - Berita Terkini Terbaru Hari Ini -   SURABAYA - Mengemis memang bukan sebuah pekerjaan baik, terlebih hal itu bisa mengganggu kenyaman publik.
Namun, bagaimana jadinya bila seorang traveler saat berkeliling ke suatu daerah menyambi mengemis dengan alasan kebutuhan hidup selama perjalanan.
Hal inilah kemudian dilakukan Benjamin Holst warga negara Jerman, hingga akhirnya ia tertangkap Satpol PP Kota Surabaya pada Minggu (11/9/2016).
Kegemerannya terhadap traveling sejak 2014 membuat Benjamin Holst berniat berkeliling Asia.
Sayangnya, uang yang dimiliki pria pengangguran ini hanya Rp 50 juta. Hasilnya, ia pun nekat mengemis supaya bisa mencukupi kehidupannya selama berjalan-jalan.
Akibatnya, saat ia mengemis dan terpantau oleh Command Center milik Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya, Satpol PP Kota Surabaya pun turun tangan untuk menertibkan.
Sekitar pukul 13.00 wib, keberadaan Benjamin Holst ini terpantau kamera cctv Command Center di daerah Demak.
Petugas Command Center pun akhirnya menginformasikan laporan itu ke Satpol PP Kota Surabaya.
Saat tim Kaypang 1 Satpol PP Kota Surabaya mendatangi lokasi, rupanya pria berkewarganegaraan Jerman ini pun telah berpindah lokasi. Tak ingin kehilangan jejak, tim kemudian menyusuri Surabaya.
Hasilnya, tim ini menemukan Benjamin Holst sedang tertidur beralaskan jaket hitam di bawah pohon, tepat di trotoar. Kemudian, dia dibawa ke Kantor Satpol PP Kota Surabaya untuk diperiksa.
Hasil dari pemeriksaan, Benjamin Holst ia sedang mengidap suatu penyakit sehingga kaki kanannya membengkak.
Penyakit ini rupanya sudah ada sejak tahun 2009. Bahkan, dia tak merasa kesulitan saat traveling selama ini.
"Tidak, saya biasa saja. Saya masih bisa berjalan," katanya saat ditemui di Kantor Satpol PP.
Rupanya, Indonesia bukan negara pertama yang dikunjunginya. Sebelumnya ia juga pernah berkunjung ke Makau Hongkong, Japang, Taiwan, dan Vietnam.
Lagi-lagi, di sana Benjamin mengemis untuk mencukupi kebutuhan hidupnya. Selama hidup lima bulan di Makau Hongkong, Benjamin pernah ditangkap selama satu hari karena mengemis.
Kepada petugas Benjamin berdalih baru mengemis saat di Bali dua minggu lalu. Hal ini dikarenakan, dia kehilangan dompet yang berisi uang tunai Rp 8 juta saat menginap di Kuta, Bali.
Ia pun memutuskan mengemis di untuk mencukupi kesehariannya. Selama mengemis di Bali, ia mendapatkan uang Rp 800.000 untuk membayar hostel.
"Tiga hari mengemis di sana, dapat Rp 800.000. Dan uang itu juga untuk perjalanan ke Surabaya. Dari Kuta ke Surabaya saya naik bus, lalu menyeberang dengan kapal laut, lalu naik bus lagi," jelas pria 31 tahun ini.
Ya, Benjamin Holst sengaja berkunjung ke Kuta Bali sejak dua minggu lalu, tepatnya dari Jerman ke Indonesia tanggal 20 Agustus lalu.
Aksi Benjamin Holst itu sempat viral di media sosial dan juga di media massa. Namun untungnya dia tidak sampai diamankan di kepolisian atau Satpol PP setempat.
Dari penuturan Benjamin Holst, ia mengemis untuk mendapatkan uang supaya bisa berangkat ke Jakarta untuk menemui kedutaan Jerman.
Sedangkan untuk pulang ke negaranya ia mengaku sudah punya tiket online yang telah dibeli sejak Juli lalu. Ia berencana pulang dengan penerbangan ke Denmark lebih dulu.
"Saya sudah punya tiket online, nanti ke Denmark transit ke Turki. Berangkat dengan pesawat tanggal 19 September dari Jakarta. Rencana saya menunggu di Jakarta dengan menginap di hotel-hotel murah," ucap duda yang pernah kuliah di Univesity of Flensburg.
Sedang saat di Jerman, Benjamin Holst mengaku tidak mempunyai pekerjaan. Ia memang pernah bekerja sebagai penjual tiket di stasiun kereta.
Oleh karena pengangguran, Benjamin mendapatkan santunan setiap bulannya Rp 5 juta.
Uang itulah yang kemudian ia tabung untuk traveling keliling Asia.
"Tadi saya baru mengemis 10 menit di traffic light dan mendapatkan uang Rp 130.000," imbuhnya.
Saat petugas Satpol PP Kota Surabaya ingin mengajak Benjamin Holst memeriksakan kondisi kesehatannya, ia pun menolak.
Dia beralasan tidak sedang sakit. Namun dengan dibujuk oleh petugas Satpol PP Benjamin pun akhirnya menurutinya.
"Tidak, tidak mau. Saya sehat, saya tidak sakit, saya tidak apa-apa," kelitnya.
Terpisah, Kepala Satpol PP Kota Surabaya Irvan Widyanto mengatakan pihaknya sedang berkoordinasi dengan Imigrasi Surabaya.
Apakah nantinya Benjamin Holst akan dideportasi atau tidak, yang dapat memastikan adalah pihak imigrasi.
"Setelah kami periksa, Benjamin dibawa ke Rumah Sakit Soewandie untuk diperiksa. Supaya diketahui keadaannya, mengingat ia punya penyakit di kaki kanannya yang membesar."
"Setelah diperiksa kami serahkan ke pihak Imigrasi untuk tindakan selanjutnya," katanya.
Perda Kota Surabaya No 2 Tahun 2014 tentang Ketertiban dan Ketentraman Umum, pengemis harus diamankan untuk menjaga kenyamanan warga Surabaya.
Halaman Selanjutnya..


*Daftar Harga HP Smartphone Murah Terbaru 2016, Baca Disini.. !!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Heboh Juga

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

Incoming Search