YOGYAKARTA - Heboh uang rupiah yang diisukan banyak pihak di media sosial terdapat gambar palu arit, justru oleh pihak Bank Indonesia (BI) dijadikan ajang untuk melakukan sosialisasi tentang uang asli.
Kepala Perwakilan Bank Indonesia DIY, Arif Budi Santoso mengatakan, logo tersebut bukanlah gambar palu arit, namun salah satu pengaman agar uang rupiah tidak mudah dipalsukan.
BERITA REKOMENDASI
"Masyarakat jadi semakin membicarakan dan kami sosialisasikan apa yang benar," kata Arief, seperti dikutip dari KRjogja, Sabtu (19/11/2016).
Ia mengaku, heran mengapa isu tersebut bisa mencuat. Dirinya menganggap, ada pihak yang ingin menimbulkan keresahan di masyarakat. "Uang ini padahal dirilis tahun 2014. Kok baru dibikin heboh sekarang ya," ungkapnya.
Menurut Arief, logo BI yang diisukan berwujud palu arit itu sebenarnya adalah logo yang kelihatan jika diterawang. Teknik ini disebut rectoverso yaitu teknik cetak khusus pada uang kertas yang membuat sebuah gambar berada di posisi yang sama dan saling membelakangi di bagian depan dan belakang.
Jika dilihat dengan cara biasa, maka akan terlihat seperti ornamen yang tidak beraturan. Namun apabila diterawang atau disorot cahaya, rectoverso akan membentuk sebuah gambar yang utuh. Saat ini setidaknya ada delapan pengaman di uang rupiah sehingga tidak mudah dipalsu.
"Kalau kita terawang, ini akan membentuk lambang BI. Ini salah satu ciri keamanan uang rupiah. Orang kita pintar melakukan pemalsuan jadi kami juga harus tingkatkan keamanannya," tuturnya.
Sementara, adanya pihak yang menuntut agar uang tersebut ditarik dari peredaran, BI tidak akan melakukan hal tersebut. "Itu logo BI, bukan palu arit. Kami tidak akan tarik. Kami akan terus sosialisasikan," ujar dia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar