Aktor, Slamet Raharjo (kedua dari kiri), Menteri Perhubungan, Budi Karya Sumadi (tengah) dan Sastrawan, Goenawan Mohamad, dalam konferensi pers persiapan Hari Perhubungan Nasional, di depan Gedung Karsa, Kementerian Perhubungan, Jakarta, 14 September 2017
TEMPO.CO, Jakarta - Budayawan, Goenawan Mohamad akan memberikan ceramah umum mengenai peristiwa 1965. Dalam ceramah umum Goenawan akan memaparkan konteks politik dan kontestasi politik di seputar tragedi 1965.
"Goenawan Mohamad pelaku atau orang yang terlibat langsung dengan peristiwa 1965," kata panitia ceramah umum 1965 Andy Budiman, saat dihubungi Tempo di Jakarta, 25 September 2017. Menurut dia, Goenawan pasti punya pandangan yang bisa berguna untuk masyarakat dalam memahami persoalan sekitar tragedi 1965.
Baca:
Setiap Tahun, Jajang C. Noer Tertekan karena Film G30S PKI ...
Begini Kronologi Penyerangan terhadap Kantor YLBHI
Ceramah umum itu bertajuk Memahami Pertarungan Politik Kebudayaan Seputar 1965 pada Kamis, 28 September 2017 pukul 19.00 di Teater Utan Kayu, Jakarta Timur. Tujuan acara ini, kata Andy, untuk memperkaya percakapan dan diskusi mengenai tragedi 1965.
Dia mengatakan hal ini juga untuk merespon diskursus terakhir mengenai tragedi september 1965 dan sebagainya. "Jadi tujuannya untuk melihat dengan salah satu perspektif yakni dari Goenawan Mohamad."
Baca juga:Anak Pengungsi Gunung Agung Mulai Bersekolah Lagi
Andy berpendapat ceramah umum ini merupakan salah satu dari sekian banyak diskusi mengenai peristiwa 1965. Dia menjelaskan ceramah ini bukan untuk membuktikan perspektif yang paling benar tentang 1965. "Kami tidak mau bilang bahwa ini yang paling benar, ini hanya mendengarkan dari salah satu perspektif," ujarnya.
Andy mengatakan tidak ada persiapan khusus dalam acara ceramah umum ini meski akan ada beberapa tokoh yang hadir dalam acara itu. Namun, ia belum bisa memastikan. "Ini memang ceramah tunggal." Goenawan akan berceramah, lalu ada diskusi setelah itu.
Isu tentang G30S PKI ramai dibicarakan kembali September ini. Polisi membubarkan rencana diskusi Yayasan Lembaga Bantuan Hukum Indonesia tentang isu itu, pada Ahad pekan lalu, 17 September 2017. Kantor lembaga itu juga diserang oleh lebih dari seribu orang yang menyatakan ada PKI di tempat itu pada Senin dini hari. Akan halnya Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo memerintahkan seluruh prajurit TNI dan keluarganya menonton film Pengkhianatan G30S PKI yang memicu kontroversi.
SYAFIUL HADI
Tidak ada komentar:
Posting Komentar