BUKITTINGGI - Akun Frauleina Samantha asal Kota Bandung mengeluarkan unek-uneknya terhadap kasus penolakan alat transportasi berbasis daring Go-jek di Bukittinggi karena sekolompok orang menolak Gojek lantaran sama-sama mencari nafkah halal, tulisan ini diupdate Jumat, (8/9/2017) pukul 14.46 WIB yang disukai 279 kali dan dikomentari 341 kali yang beredar luas di Facebook Group Kaba Bukittinggi.
"Saya heran orang cari nafkah di jalan yang halal dengan menggunakan kemajuan IT di kota yang dinobatkan sebagai kota Smart City , malah dicekal? Di paksa tutup lagi, aneh," tulisnya.
Tulisan ini mengundang pro dan kontra dari warganet Sumbar, ada yang memuji bahkan mencemooh tulisan perempuan asal Sunda ini.
Akun Hamdan Zoelva menyatakan Kalau bukittinggi ko amuah bamacet ria, yo naik se lah angkot, tetapi jika utk maurai macet, piliah se lah go-jek, go-jek tu penumpang cuma ciek, sedangkan angkot lah 5 atau 8 masih juo ngetem menunggu penumpang (Kalau Bukittinggi mau bermacet ria silahkan naik angkot, tetapi jika ingin mengurai macet pilih saja Go-jek, Go-jek penumpangnya satu, sedangkan angkot lima atau 8 ngetem penumpang,red)
Sementara akun Dhayu Max Ghindow menuliskan Sebenarnya dalam masalah transportasi daring ini memang harus memperhatikan kebutuhan masyarakat. Namun kita juga harus arif menyikapi, jangan asal baru berbasis teknologi, lantas kita ikut tanpa memperdulikan yang sudah ada. Dalam hal ini kita tidak anti pembaruan tidak anti teknologi. Maksud saya kita hanya menompang tren sesaat.
Menurut Ismed Anakkalonk, Semoga angkot, bendi, ojek pangkalan selalu aktif terus karena dia tahu dimana dia mangkal dan bisa ambii penumpangnya.
Status FBnya sebagai berikut: Inikah cerminan pengusaha angkot angdes bendi di bukittinggi ? Orang mencari nafkah di jalan yang halal di tambah menggunakan kemajuan IT di kota yang dinobatkan sebagai kota Smart City, malah dicekal? Di paksa tutup.
Apakah bisnis aplikasi yang dibuka untuk masyarakat bukittinggi yang bsa menambah penghasilan, mengubah status pengangguran kni menjadi sudah berpenghasilan sendiri harus optimal dalam pelayanan kepada masyarakat harus di tutup?
Ini kah cerminan kita ?
Siapakah yg harus di perjuangkan? Pengusaha angkot angdes dan bendi? Atau masyarakat yang telah terbantu dgn hadirnya sebuah terobosan baru dlm pelayanan kepada masyarakat?
Keputusan yg di keluarkan nanti oleh bapak-bapak, akan menjadi penentu untuk khalayak hidup orang banyak, dan jga penentu sbagaimana kualitas seorang pemimpin.
Terima kasih..
Maaf jika ada kata-kata saya yang menyinggung pihak tertentu.. (RI)
Editor/Sumber: Rahmat Ilahi
Tag: bukittinggi,daerah,metro,minangkabau,peristiwa,sumatra-barat
TANAH DATAR - Kasat Lantas Polres Tanah Datar AKP.Yulandi Rusadi, SH bersama jajarannya mengelar kunjungan ke rumah...
BUKITTINGGI - Seorang siswa MTsN Kamang Hilia, Kecamatan kamang Magek, Agam yang bernama Arya Aditia (13) meninggal...
PARIAMAN - Wali Kota Pariaman, Mukhlis Rahman menerima penghargaan dari Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta,...
PADANG - 392 Jamaah Haji Kloter I Asal Kota Padang dsambut Para Jemaah haji disambut Ratusan keluarga jemaah haji dan...
PADANG - Agar warga terhindar dari penyakit dan zat berbahaya, Pemerintah Kota Padang mengimbau kepada panitia kurban...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar