INOVASI dan kemampuan seorang mahasiswa Dede Miftahul Anwar (21), warga Karajan Desa Cihambulu Kecamatan Pabuaran Kabupaten Subang yang mampu membuat kompor dengan menggunakan bahan bakar air (hidrogen) sempat membuat heboh, dan tersebar di media daring maupun jejaring sosial.
Dari berita yang tersebar, disebut-sebut 80 persen warga Cihambulu telah menggunakan karya mahasiswa jurusan Kimia, Fakultas Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, UPI tersebut.
Ketika mengunjungi rumahnya di Kampung Karajan, putra bungsu pasangan suami isteri Ma'mur Susilawan (64) pensiunan Kepala Sekolah SDN Cihambulu I, dan Entin Rosmartini (62) pensiunan guru PNS, Dede tak ada di rumah.
"Dede sedang di Bandung, Jarang ada di rumah. Soalnya masih kuliah di UPI. Pulang ke sini paling dua minggu sekali, itupun kalau tidak sibuk," ujar Ma'mur.
Dia menyebutkan kompor hidrogen buatan anaknya masih sebatas uji coba, belum diproduksi massal. Selain itu belum disosialisasikan kepada warga maupun pemerintah desa. "Kalau produksi di sini belum. Masih uji coba. Peralatannya juga belum lengkap," katanya.
Terkait pembuatan, saat ini baru tahap persiapan seperti membuat tabung hidrogen dari bahan stainless steel dengan tinggi sekitar 30 cm, dan diameter 15 cm. Sudah ada 20 tabung yang sedang disiapkan .Kemudian akan dibuat pula tempat pengisian ulang.
"Dede juga mau bikin Saung Pengisian Bahan Bakar Hidrogen, seminggu lalu, sebagai sarana awal mengenalkan barang buatannya kepada warga. Kami berharap, nanti bisa bermanfaat bagi masyarakat," katanya.
Kades Cihambulu Hasan Abdul Munir saat ditemui, Jumat 13 Mei 2016 mengakui sejak ramai di internet, ia banyak menerima telpon dari berbagai daerah menanyakan karya Dede tersebut. Sebab mereka menyangka jika kompor menggunakan bahan bakar hidrogen dari air itu sudah digunakan warganya. Namun ia tak bisa menjelaskan lebih lanjut karena kenyataanya belum ada warga yang menggunakan.
"Memang setahu saya Dede tahun lalu pernah jadi juara dengan inovasi kompor hidrogen dari air, ya tentu membuat bangga kami tapi saya heran, soalnya yang menelepon bertanya benar tidak warga di sini sudah banyak menggunakan? Itulah yang membingungkan soalnya belum ada yang memakai, malahan, bentuknya juga belum tahu, silakan saja bisa ditanya ke warga langsung," ujarnya.***
Tidak ada komentar:
Posting Komentar