Majelis Ulama Indonesia (MUI) Jawa Timur, MUI Kabupaten Probolinggo, kepolisian dan kejaksaan pada Rabu (28/9) kemarin menggelar fapat bersama membahas fenomena Dimas Kanjeng Taat Pribadi yang mampu membalikkan akal sehat. Ya, Dimas Kanjeng mampu mengubah hal yang tak masuk akal menjadi masuk akal.
Setidaknya hal itu dipercaya ribuan muridnya yang datang dari berbagai daerah yang tertarik dengan kemampuannya menggandakan uang. Dari hasil diskusi yang kemudian dilanjutkan dengan kunjungan ke padepokan Dimas Kanjeng yang berlokasi di Kabupaten Propolinggo, diperoleh kesimpulan sementara adanya dugaan penistaan agama dan penipuan.
"Kemarin rapat dengan MUI Propolinggo,di situ ada ormas dari NU, Muhammadiyah, dan ormas lain, dengan Kapolres Probolinggo terus Kejaksaan," terang Ketua MUI Jawa Timur, KH. Abdusshomas Buchori kepada Tabloidbintang.com, Kamis (29/9).
Dia pun menolak anggapan bahwa padepokan Dimas Kanjeng disebut-sebut sebagai pondok pesantren. "Kami menggali informasi dari mantan-mantan yang pernah ikut. Lokasinya juga sangat luas sekitar 7 hektare, ada barak-barak penampungan mereka yang dari luar kota. Itu bukan pondok pesantren dan (muridnya) tak pantas disebut santri. Kalau santri kan cari ilmu, tapi ini kepentingannya menggandakan uang," imbuhnya.
(Man/yb)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar