INDOPOS.CO.ID – Popularitas Tamara Bleszynski membuat heboh Pengadilan Negeri Denpasar, Bali. Orang-orang berebutan ingin melihat aktris Tamara. Tidak hanya loper koran, pegawai pengadilan, pengacara, jaksa tapi juga hakim.
Ruang lobi PN Denpasar yang biasa sepi mendadak ramai saat tamar menghadiri Sidang pada Selasa (18/10). Kehadiran Tamara sebagai saksi korban di persidangan pemukulan yang dilakukan I Wayan Sobrat. Dari balik kaca lantai dua, tiga orang pegawai mengintip ke lantai bawah.
Sementara dari kaca ruang registrasi, tiga orang pegawai kebersihan tak mau ketinggalan. Pun dengan mata para pengunjung pengadilan.Semua mata tertuju pada sosok Tamara Bleszynski.
"Tamara, Tamara, duduk di bawah tangga," ujar salah seorang pengunjung sidang.
Mendapat perhatian banyak orang, Tamara terus menebar senyum. Dia mengenakan setelan atasan abu-abu dan celana leging hitam. "Di tivi cantik, kok aslinya biasa aja ya?" imbuh salah seorang pegawai. "Maklum sudah umur, dulu muda cantik," sahut pegawai lain.
Karena penasaran, banyak orang yang memfoto Tamara dari kejauhan. Salah seorang yang nekat mengambil foto dan menyapa Tamara adalah hakim Ni Made Sukereni. Humas PN itu salaman dan berbincang akrab dengan Tamara. "Anaknya sudah nikah ya?" tanya Sukereni. "Belum bu, belum nikah," jawab Tamara.
Sadar menjadi perhatian publik, Tamara tetap berusaha sabar dan tersenyum pada orang yang menyapanya. Sebelumnya di sidang yang sama. Bahkan sebelumnya, Tamara mnegaku kerap menerima teror dan ancaman selama mengikuti persidangan.
Hal itu dia ungkapkan kepada Hakim Ketua, Gede Ginarsa saat menghadiri sidang di Pengadilan Negeri (PN) Denpasar sebagai saksi korban. Wanita kelahiran 25 Desember 1974 itu memberi kesaksian jika dia kerap dibuntuti dan diancam. Hal itu yang membuatnya trauma sejak pemukulan dan penjambakan yang dilakukan tersangka, I Wayan Sobrat.
"Setiap hari saya dibuntuti, diancam, bahkan anak saya yang masih kecil ikut diteror. Saya merasa tidak nyaman sejak kejadian itu. Saya dikejar dan dijambak," ujar Tamara,
Peristiwa memilukan itu dialami Tamara pada April 2016 di Denpasar, Bali. Teror yang dialami Tamara Bleszynski itu langsung melaporkannya ke desa adat setempat. Dia mengaku sering pusing pasca-penjambakan yang dilakukan Sobrat terhadapnya pada April 2016 silam Penjambakan yang dilakukan begitu keras hingga beberapa helai rambutnya putus. Dia mengaku sangat tertekan atas peristiwa yang terjadi enam bulan kemarin.
"Terus terang saya dibayangi ketakutan. Ke mana saya ke luar dibuntuti, dia kejar saya terus dan bilang saya kena karma. Hanya itu yang saya dengar," tuturnya.
Sementara itu, Sobrat membantah semua tuduhan yang dialamatkan Tamara Bleszynski. Dia mengaku tidak pernah menjambak rambutnya. Dia juga tidak menyalahkan semua keterangan Tamara."Semua yang dikatakan ada yang benar dan ada yang salah. Tidak benar saya jambak dia," kelit Sobrat. (san/mus/rif/ash)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar