Bintang.com, Jakarta Beberapa hari belakangan ini, di Indonesia, heboh akan keberadaan para PSK Maroko yang baru saja terjaring razia oleh Kantor Imigrasi Klas 1 Jakarta Pusat. Dikutip dari Antara News, mereka ditangkap di salah satu klub di kawasan Senayan pada Jumat (21/10). Lebih lanjut, bertarif Rp5 juta sekali kencan, rupanya mereka nggak mau menerima pelanggan dari pria lokal Indonesia.
Ramai pemberitaan soal PSK Maroko, pada artikel kali ini, Bintang.com nggak membicarakan mereka lagi, Gaes! Sebab, di balik hebohnya PSK asal Maroko, di Maroko sendiri memiliki sebuah kebanggan yang patut disorot keberadaannya.
Dikutip oleh Antara News dari Reuters, Al-Qarawiyyin, perpustakaan dari abad 9 di Maroko yang diyakini sebagai perpustakaan tertua di dunia akan menyediakan bahan bacaan dalam bentuk digital bagi para pembaca. Terletak di ibu kota Maroko, Fez, perpustakaan tersebut merupakan 'rumah' bagi naskah langka dan unik di dunia yang selama ini hanya dapat dijamah oleh kurator.
Untuk mewujudkan bahan bacaan dalam bentuk digital, tahun ini, perpustakaan Al-Qarawiyyin membangun laboratorium baru untuk melindungi dan mengubah 4.000 naskah tua ke format digital. Untuk menerjemahkannya, pihak perpustakaan bekerja sama dengan Institute of Computational Lingusitics di Italia.
"Tujuan utamanya untuk menyediakan alat dalam perangkat keras dan lunak untuk digitalisasi warisan budaya ini dan membuat mereka tersedia bagi khalayak luas di dunia," kata Vito Pirelli dari Institute of Computational Lingusitics.
Proyek penyediaan naskah digital itu ialah bagian dari perbaikan gedung perpustakaan yang menurut Reuters akan kembali dibuka pada 2017. Kini, sekitar 20 persen manuskrip kuno sudah diperiksa dengan mesin yang mampu deteksi lubang.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar