Susi menjelaskan dalam dua tahun terakhir, hasil tanggapan ikan setiap tahunnya terus mengalami peningkatan.
"Kalau kita lihat tangkapan tambahan 2 tahun ini, dari 4,5 juta ton naik 6,5 juta ton trus naik 7,3 juta ton," ujarnya dalam bincang pagi bertema Tantangan Reformasi Kelautan dan Perikanan di Por Que No, Menteng, Jakarta, Kamis (20/10/2016).
Pada sisi lain, ada penurunan impor pakan untuk budidaya ikan. Hal ini memang dikarenakan ikan yang tersedia di dalam negeri sangat besar dan bisa digunakan untuk pakan.
"Jadi kuota impor yang biasanya dipakai 40-60% sekarang mereka tidak pakai begitu banyak lagi," imbuhnya.
Maka dari itu tidak salah, peranan sektor perikanan dalam dua tahun terhadap perekonomian nasional cukup besar. Tahun lalu, sektor perikanan tumbuh 8,36% atau dua kali lipat dibandingkan dengan pertumbuhan ekonomi secara nasional.
"PDB perikanan nasionalnya sebagai sektor naik hanya 6 sekian selama ini, naik jadi 8,36%," tegas Susi. Begitu juga dengan Nilai Tukar Petani yang sekarang sudah mencapai 110, dari sebelumnya 102.
Tren positif ini harus ditingkatkan ke depannya, agar tetap tumbuh sesuai yang diharapkan. Kebijakan akan dijalankan secara konsisten dan berkelanjutan.
"Bahwa banyak pekerjaan yang harus kita selesaikan, masih banyak penataan, pemerataan, pengolahan, rantai dingin, pemasaran, untuk lebih merata, supaya hasil tangkap nelayan di Jawa maupun di timur Indonesia bisa mendapat harga yang sama," tandasnya. (mkl/ang)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar