beberapa pohon jati dan kayu hutan ditebang oleh warga Desa Kayumas, kecamatan Arjasa.

Oknum Mandor Diduga Melakukan Pungli

Hutan Padete dan Congle Desa Kayumas Kecamatan Arjasa, ditebang sampai gundul, membuat warga Desa Kayumas resah. Anehnya, dengan kejadian ini pihak Perhutani tidak mempermasalahkan penebangan kayu di hutan itu. Keresahan warga beralasan, jika hutan tersebut gundul khawatir terjadi longsor. Petugas Poltermandor Perhutani dua hutan itu bernama Wiwid, saat dihubungi, telponnya tidak aktif.

Sekjen LSM Penjara Jawa Timur, David Haryono mengatakan, pihak oknum Perbutani seharusnya benar-benar menjaga kelestarian hutan, bukan justru merelakan untuk ditebang warga sekitar hutan tersebut, jika terbukti ada oknum mandor melakukan pungli terhadap warga, maka pihak LSM akan melaporkan proses hukum," terang David.

Sistem rabesan hutan itu, dilakukan dengan cara oknum petugas minta uang kepada warga dusun Berkong dan dusun Cotok untuk mendapatkan lahan untuk bercocok tanam di musim hujan ini. Nilai tarikan uang (pungli) itu, berkisar Rp 150 sampai Rp 250 ribu.

Untuk mendapatkan lahan tersebut, akhirnya warga memotong kayu hutan yang ada sekitar lahan miliknya. Dengan kejadian itu, hutan menjadi gundul dan beberapa kayu yang ditebang berserakan diatas lahan yang disewa warga. "saya juga merebut lahan dengan cara membayar kepada oknum petugas perhutani yang menjaga di dua hutan tersebut. Ada yang menebang kayu di lahan tanah yang disewa, daripada mengganggu pertanian yang saya tanam," kata warga dusun berkong, kemarin.

Administratur Perhutani Bondowoso saat dihubungi Memo X melalui via telpon mengatakan, tentang penebangan atau rabesan belum ada laporan dari petugas perhutani. "Jika ada oknum perhutani atau mandor melakukan pungli terhadap warga sekitar hutan itu, akan diberikan sangsi,"terang Adi.
(ed)