Kasus dugaan penistaan agama yang dilakukan Ahok dijadikan soal ujian di Sekolah Menengah Pertama Muhammadiyah 1 Purbalingga.
SIAGAINDONESIA.COM Sekolah Menengah Pertama Muhammadiyah 1 Purbalingga membuat soal ujian pelajaran tarikh atau sejarah untuk kelas IX pada Jumat, (2/12/2016).
Yang menghebohkan, kasus dugaan penistaan agama Gubernur DKI Jakarta nonaktif Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) juga masuk dalam soal-soal ujian tersebut.
Ada 50 soal pilihan ganda dan lima soal dengan jawaban terbuka. Pada soal nomor 48 ujian mata pelajaran tarikh, ditanyakan demikian: "Siapakah nama calon Gubernur Jakarta yang melecehkan Al-Quran saat ini?"
Soal pilihan ganda itu menyediakan jawaban: a. Paijo b. Ahik c. Ken Arok d. Basuki (ahok).
Adapun soal-soal ujian tersebut dibuat oleh seorang guru bernama Jumanto. Dia juga guru bimbingan konseling.
Ketua Majelis Pendidikan, Dasar, dan Menengah Pimpinan Daerah Muhammadiyah Purbalingga Sukamto mengaku baru mengetahui kejadian tersebut pada Senin, (5/12/2016). Setelah mengetahuinya, Sukamto lantas melayangkan surat teguran kepada Jumanto.
"Gurunya mungkin belum berpengalaman dan kurang memahami situasi. Yang bersangkutan sudah membuat surat pernyataan minta maaf tertulis," katanya, Jumat, (9/12/2016).
Menurut Sukamto, pembuatan soal mata pelajaran seperti tarikh, Al-Islam, bahasa Arab, dan kemuhammadiyahan, dibuat berdasarkan kebijakan sekolah masing-masing. Namun dia menjamin kejadian tersebut tidak terjadi di sekolah Muhammadiyah lainnya.
"Tidak ada verifikasi soal dari majelis. Tapi biasanya setiap akhir tahun ada yang harus dikoordinasikan pada semua pelajaran ciri khusus," ujarnya.
PD Muhammadiyah Purbalingga saat dikonfirmasi terkait surat pernyataan permohonan maaf tertulis Jumanto menerangkan, yang bersangkutan (Jumanto) mengaku membuat soal tersebut karena dikejar deadline dengan kondisi kelelahan dan kurang fokus.
Jumanto sendiri sebelumnya sudah membuat soal-soal ujian yang disimpan di komputer sekolah. Lantaran berbagai hal, soal-soal ujian tersebut hilang. Akhirnya Jumanto yang dikejar deadline mengaku membuat soal tidak sesuai dengan buku ajar.
"Saya secara pribadi tidak ada niat bahwa naskah yang saya buat menimbulkan perbedaan pendapat sekarang ini," tulisnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar