CARI HOTEL/TIKET PESAWAT/KERETA API MURAH DAN PROMO!

Pegipegi

Minggu, 11 Februari 2018

Heboh Pengusiran Biksu di Tangerang, Begini Kronologi Sebenarnya

Home / News / National

Heboh Pengusiran Biksu di Tangerang, Begini Kronologi Sebenarnya

Minggu, 11 Feb 2018 12:03 WIB
Redaktur: Regina Nabila
Reporter: Kinanti Dellavita Syah

single-post

Aparat kepolisian dan pemuka agama sedang membahas kasus pengusiran biksu di Tangerang (Istimewa).



KRICOM - Jagat media sosial tengah dihebohkan dengan video pengusiran biksu di Kampung Cakung, Desa Babat, Kecamatan Legok, Kabupaten Tangerang. Pria bernama Mulyanto itu diusir warga lantaran dianggap akan mensyiarkan agama Budha.

Camat Legok, Nurhalim mengaku sudah menyelesaikan kasus tersebut secara kekeluargaan. Warga Desa Babat sendiri sebenarnya tidak keberatan dengan kehadiran Mulyanto asalkan dia mau menjadikan rumahnya sebagai tempat tinggal saja.

"Masyarakat di sini sudah cukup toleransi, apalagi ada salah satu ketua RT di Babat yang merupakan turunan dari etnis tionghoa. Jika ada kegiatan tolong di informasikan, di koordinasikan agar masyarakat tidak curiga," kata Nurhalim kepada wartawan, Sabtu (10/2/2018).

Sementara itu, Kapolsek Legok AKP Murodih menjelaskan, peristiwa pengusiran bermula ketika warga Desa Babat tengah mengadakan bakti sosial pada Minggu (5/2/2018).

Namun tiba-tiba, mereka merasa terganggu dengan adanya kegiatan agama di kediaman biksu. Apalagi, acara tersebut terjadi setiap akhir pekan.

"Tidak dibenarkan jika ada kegiatan ibadah keagamaan di rumah tinggal, karena ijin Biksu Mulyanto bukan untuk kegiatan Ibadah, melainkan untuk tempat tinggal," timpal Murodih.

"Jika memang dari awal itu adalah izin tempat tinggal maka kembalikan sebagai tempat tinggal, jangan di jadikan tempat Ibadah," tambahnya.

Sementara itu Pemuka Agama Budha, Romo Kartika menjelaskan bahwa pihaknya meminta maaf terhadap masyarakat sekitar karena tidak berkoordinasi terlebih dahulu.

"Ini pengalaman untuk kami memang perlu adanya silaturahmi dengan lingkungan sehingga kami sebagai tamu di lingkungan Desa Babat perlu silaturahmi dengan masyarakat, dengan tokoh agama, dengan perangkat Desa maupun Muspika," jelasnya.

Dan perlu diketahui di lokasi itu sama sekali bukan tempat ibadah. Adapun kegiatan hari Minggu tersebut hanya sekadar silaturahmi sekaligus makan bareng bersama tamu-tamu yang datang.




Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Heboh Juga

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

Incoming Search