JAKARTA - Pemerintah kini tengah berupaya untuk mengembalikan dana-dana warga negara Indonesia yang selama ini diparkir di luar negeri, agar mau kembali ke dalam negeri. Adapun caranya adalah melalui repatrasi dana melalui kebijakan pengampunan pajak (tax amnesty).
Berbagai instrumen baik keuangan maupun sektor riil pun minimal selama tiga tahun pun kini tengah disiapkan. Pemerintah dapat mengarahkan dana-dana tersebut pada bidang investasi langsung yang sangat diperlukan misalnya investasi di bidang energi, transportasi, pariwisata atau properti. Selain itu, pemerintah dapat pula mengarahkan dana-dana tersebut untuk diinvestasikan pada instrumen keuangan seperti deposito, saham, atau obligasi yang diterbitkan oleh BUMN.
Perencana Keuangan Andy Nugroho menyampaikan, dengan mengalirnya dana repatriasi tersebut ke Indonesia, diharapkan usaha-usaha dan industri yang selama ini kekurangan dana dapat semakin bergerak dan terpenting lagi dapat meningkatkan daya beli masyarakat.
Untuk itu, diperkirakan jenis produk investasi yang akan meningkat ke depannya seiring bergulirnya kebijakan tax amnesty adalah obligasi. Adapun jenis sektornya diperkirakan adalah sektor yang berkaitan dengan meningkatnya daya beli masyarakat.
"Investasi yang diperkirakan akan mengalami peningkatan adalah yang berkaitan dengan meningkatnya daya beli masyarakat seperti penjualan makanan, ataupun yang berkaitan dengan gaya hidup seperti barang-barang fashion," ujarnya kepada Okezone, di Jakarta.
Dia menjelaskan, produk investasi yang saat ini memang terlihat mengalami peningkatan adalah obligasi perusahaan ataupun produk investasi yang membutuhkan modal relatif cukup besar.
"Kelihatannya sekarang ini obligasi banyak diminati. Selain membutuhkan modal relatif cukup besar, belum tentu terlalu signifikan terasa bagi para investor ritel," kata dia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar