CARI HOTEL/TIKET PESAWAT/KERETA API MURAH DAN PROMO!

Pegipegi

Sabtu, 20 Agustus 2016

Heboh Rokok Rp 50 Ribu per Bungkus, Aher dan Ineu Komentar Begini

POJOKBANDUNG.com, BANDUNG–Rencana Presiden Joko Widodo yang akan menaikkan harga rokok menjadi Rp 50 ribu per bungkus mendapat apresiasi dari pemerintah di daerah. Pujian tersebut salah satunya disampaikan Ketua DPRD Provinsi Jawa Barat Ineu Purwadewi Sundari dan Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan.

Ineu mengatakan, langkah tersebut sangat tepat untuk menekan konsumsi rokok di masyarakat. Hal ini, kata Ineu, jauh lebih penting karena akan berdampak terhadap kondisi kesehatan masyarakat.

"Menekan konsumsi rokok di masyarakat. Artinya hidup masyarakat sehat. Mungkin ini jadi tujuan utamanya," kata Ineu usai memimpin Paripurna DPRD Provinsi Jabar terkait peringatan hari jadi ke-71 Provinsi Jabar, di Gedung DPRD Provinsi Jabar, Kota Bandung, Jumat (19/8/2016).

Ineu mengatakan, pemerintah tidak perlu khawatir kekurangan devisa akibat berkurangnya konsumsi rokok masyarakat. Masih banyak sumber pendapatan lain yang bisa digenjot untuk mengakselerasi pembangunan.

"Kita bisa menggenjot dari pajak yang lain. Jadi jangan fokus pada satu pajak saja," ucapnya.

Terlebih, kata Ineu, negara menghimpun pendapatan dengan tujuan untuk mensejahterakan rakyat. "Pajak (dari rokok) ini bisa merusak kesehatan. Ini harus dipandang seperti itu," katanya seraya meminta pemerintah agar meningkatkan potensi pendapatan lain yang tidak berisiko apapun.

Lebih lanjut Ineu mengimbau masyarakat agar mengalihkan biaya untuk membeli rokok ke hal lain yang lebih positif. Biasanya, biaya untuk membeli rokok yang dikeluarkan masyarakat tergolong tinggi sehingga akan lebih baik jika digunakan untuk membiayai hal yang produktif.

"Orang merokok itu kan mempunyai dana, makanya memberi cukai. Setidaknya hidup sehat, untuk manfaat lebih panjang lagi," pungkasnya.

Gubernur Jabar Ahmad Heryawan mengaku tidak takut bakal kehilangan pendapatan akibat dinaikkannya harga rokok. Terlebih, katanya, di Jabar tidak terdapat industri rokok skala besar.

Sebagai pengganti, pihaknya akan menggenjot pendapatan dari sektor lain. "Ketika ada pengurangan penghasilan ke negara dan daerah, kita cari penghasilan yang lebih kreatif," kata Heryawan di tempat yang sama.

Heryawan menilai, dinaikkannya harga rokok akan mampu mengurangi jumlah perokok. "Cukai makin tinggi, yang merokok semakin susah kan. Dampaknya yang merokok jadi sedikit," katanya.

Hal serupa, tambah Heryawan, telah lama dilakukan negara lain. "Indonesia agak terlambat meninggikan pajak (rokok). Singapura lebih dulu, Eropa lebih dulu," katanya.

Heryawan pun mengimbau masyarakat agar tidak terjebak dalam candu rokok. "Hidup normal berpikir sehat, pasti menghindari perilaku konsumsi yang berbahaya bagi kita. Kalau kita tahu dalam rokok itu ada baha berbahaya, mengapa dikonsumsi?" tutupnya. (agp)
Sent fr



Let's block ads! (Why?)



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Heboh Juga

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

Incoming Search